22 September 2008

Menaruh Harap

Aku telah makan. Tapi seperti ada lubang besar menganga di rongga perut. Telah tertawa aku bersama dua teman, tapi tak terasa lepas. Malam ini aku sadar aku sedang sakit justru dalam sendiriku memandangi lampu-lampu jalanan yang seolah berkejaran dari jendela mobil.

Ini sakit yang telah lama tak singgah. Bulan-bulan kemarin aku benar-benar tak merasakannya. Anehnya, sehat ini justru buah dari tak berharap. Aku tahu, semua buku akan bicara soal pentingnya harapan, dan aku akan ditertawai dan dituduh ngawur. Tapi sungguh, tak berharap membuatku sejenak berhenti menaruh orientasi pada apa yang kuinginkan tapi tak kumiliki. Saat-saat tak berharap memberiku waktu hening untuk melihat lebih dekat apa yang telah kumiliki dan belajar menginginkannya.

Tapi malam ini aku sakit. Sesak. Dan segera aku tahu ini sakit karena berharap. Sekalipun yang kuharap cuma sebuah kesempatan mendengarnya dan bicara. Sekalipun yang kuharap hanya sepotong tawa di seberang sana. Sekalipun yang kuharap sekadar sepatah kata. Tapi perihnya bukan kepalang. Berharap dan tak mendapat. Apalagi yang lebih menyayat?

Aku teringat perkataan seorang teman siang tadi, ketika kami tiba-tiba membicarakan tentang rasa sakit dalam kehidupan ini. Dia bilang rasa sakit itu tanda bahwa kita masih hidup. "Tough times don't last, tough people do," celotehku. Semuanya bermula dari lirik Simple Together-nya Alanis Morisette yang, kata temanku tadi, menggambarkan kisahnya pernah. Aku meminta maaf telah membongkar kesedihan yang mungkin lebih ingin dikuburnya, tapi dia bilang tak apa.

Aku pun teringat lirik Alanis yang lain yang lebih sering membuatku teriris dalam sendiriku. That I Would Be Good. Betapa ingin aku menjadi pribadi dalam lagu itu, yang takkan bersedih sekalipun tak lagi raja, yang takkan berduka sekalipun hanya jempol terbalik yang diterima, yang takkan dirundung lara sekalipun tak bersamanya. Yang akan baik-baik saja tanpa segalanya.

Adakah kau pantas diharap? Entah. Tapi apa pun ini, kuharap aku akan tetap baik.



that I would be good even if I did nothing

that I would be good even if I got the thumbs down

that I would be good if I got and stayed sick

that I would be good even if I gained ten pounds

that I would be fine even if I went bankrupt

that I would be good if I lost my hair and my youth

that I would be great if I was no longer queen

that I would be grand if I was not all knowing

that I would be loved even when I numb myself

that I would be good even when I am overwhelmed

that I would be loved even when I was fuming

that I would be good even if I was clingy

that I would be good even if I lost sanity

that I would be goodwhether with or without you

2 comments:

. said...

me heart that song too

. said...

di salah satu tulisanku ada yang berjudul "harapan itu racun" ...